Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Wamenpora RI) Taufik Hidayat, takziah ke almarhum Iie Sumirat di rumah duka Jl. Sukabakti VII No.60, RT/RW. 03/07, Sukapura, Kiaracondong, Bandung, Jawa Barat.
Bandung: Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Wamenpora RI) Taufik Hidayat, takziah ke almarhum Iie Sumirat di rumah duka Jl. Sukabakti VII No.60, RT/RW. 03/07, Sukapura, Kiaracondong, Bandung, Jawa Barat.
Wamenpora tiba di rumah duka sekitar pukul 02.00 WIB, Rabu (23/7) dini hari, usai mendapat kabar duka dari kerabat sesama bulu tangkis. Kedatangan Wamenpora dan rombongan disambut hangat sanak keluarga almarhum.
Iie Sumirat lahir di Bandung, 15 November 1950. Almarhum juga sebagai orang yang pertama kali menemukan bakat luar biasa bulutangkis Wamenpora Taufik Hidayat kala masih berada di kampung halamanya, Pangalengan.
"Tanpa beliau saya tidak akan bisa sampai ke titik ini, dari umur 9 tahun saya mulai latihan sama beliau sampai umur 14 tahun. Diajarin dasar-dasar bulu tangkis seperti apa dan beliau juga menjadi salah satu panutan bulu tangkis tanah air," kenang Wamenpora Taufik.
Di tengah duka dan rasa kehilangan yang mendalam, Wamenpora Taufik mengaku sangat kehilangan sosok Iie Sumirat yang ia anggap sudah seperti orang tuanya sendiri.
"Yang nemuin saya, yang lahirin saya ya beliau ini. Dan buat saya sangat kehilangan sekali, dari kemarin memang sudah niatan ke Bandung saat beliau sakit tapi belum, dan tadi dikabarin dan ya langsung kesini," paparnya.
"Beliau sudah saya anggap seperti orang tua sendiri, karena waktu kecil kalau tidak latihan bahkan tidur dirumahnya sampai sekarang ya, karena rumah sama lapangannya sebelahan sampai sekarang masih ada," urai Wamenpora menambahkan.
Iie Sumirat merupakan salah satu legenda olahraga bulu tangkis yang membawa kejayaan Indonesia di panggung dunia, beliau tutup usia pada Selasa, 22 Juli 2025. Nama Iie Sumirat mulai mencuat di era 1970-an sebagai tunggal putra andalan tim bulutangkis Indonesia. Prestasinya paling menonjol saat membawa Indonesia menjadi juara Thomas Cup 1976 dan 1979, di mana ia tampil sebagai pemain kunci.
Salah satu tonggak penting lainnya adalah keberhasilannya meraih gelar juara di Kejuaraan Invitasi Asia 1976 yang digelar di Bangkok. Turnamen ini spesial karena mempertemukan Indonesia dan China, dua raksasa bulu tangkis yang saat itu belum sering beradu di arena internasional resmi.
Ia juga mencatatkan namanya dalam sejarah dunia bulu tangkis dengan merebut medali perunggu pada Kejuaraan Dunia 1977, yang merupakan edisi pertama turnamen tersebut. Ini sekaligus menegaskan kelasnya sebagai pemain elite dunia. Usai pensiun dari dunia atlet, Iie aktif sebagai pelatih dan mentor. Ia menjadi bagian penting dari PB SGS Bandung dan dikenal memiliki andil besar dalam mencetak atlet-atlet muda berbakat dari Jawa Barat.
"Semua tidak ada yang abadi, untuk para atlet usia olahraga bulu tangkis itu ada batasnya, saya harap bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin, yang pasti harus ada daya juang untuk Indonesia yang lebih baik lagi," pungkas Wamenpora Taufik. (ben)