Indonesia Sports Summit (ISS) 2025 yang digelar di Indonesia Arena, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan pada 6 dan 7 Desember 2025 ikut memberikan inspirasi dan motivasi kepada para olahragawan dalam peningkatan prestasi. Salah satunya melalui gelar wicara Olympian Talk Show di panggung utama ISS.
Indonesia Sports Summit (ISS) 2025 yang digelar di Indonesia Arena, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan pada 6 dan 7 Desember 2025 ikut memberikan inspirasi dan motivasi kepada para olahragawan dalam peningkatan prestasi. Salah satunya melalui gelar wicara Olympian Talk Show di panggung utama ISS.(foto:Gilang/kemenpora.go.id)
Jakarta: Indonesia Sports Summit (ISS) 2025 yang digelar di Indonesia Arena, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan pada 6 dan 7 Desember 2025 ikut memberikan inspirasi dan motivasi kepada para olahragawan dalam peningkatan prestasi. Salah satunya melalui gelar wicara Olympian Talk Show di panggung utama ISS.
Pada hari pertama, Sabtu (6/12), ISS menghadirkan lifter senior Indonesia Eko Yuli Irawan. Peraih perak Olimpiade 2021 Tokyo ini berbagi kisah dan kiat-kiat dalam menekuni olahraga di hadapan para peserta ISS, khususnya para olahragawan dan atlet muda yang hadir.
“Setiap atlet itu harus punya target. Karena semua atlet pasti memiliki impian menjadi juara dunia, ikut Olimpiade. Tinggal bagaimana kita mewujudkannya,” ucap juara dunia angkat besi kelas 61 kg tahun 2018 di Turkmenistan ini.
Eko berkisah bagaimana dirinya yang bukan berasal dari keluarga olahragawan bisa menekuni dunia angkat besi hingga menjadi juara dunia dan meraih perak Olimpiade. Menurut lifter 36 tahun ini, banyak hal yang harus diperhatikan dalam upaya menjadi juara di bidang olahraga.
“Kita latihannya bertahun-tahun, sedangkan bertanding hanya sebentar. Jadi harus benar-benar dimanfaatkan dengan baik kondisinya, istirahatnya. Terus latihan yang rajin, yang ulet, nutrisi yang bagus, juga disiplin waktu dan punya ambisi untuk juara,” ungkap Eko.
“Memang banyak yang punya impian ingin juara dunia, tetapi nyatanya saat berlatih lalu bertemu capeknya, kebanyakan mereka lalu mundur. Jadi konsistensi berlatih dan punya mimpi itu harus dijaga, harus dicapai,” imbuh pria asal Lampung ini.
Eko sendiri telah memulai kariernya sejak usia belia hingga kini telah hampir 20 tahun bertanding di arena. Meski telah berusia kepala tiga, dirinya masih terus berlatih untuk mencapai prestasi terbaiknya, emas di Olimpiade.
“Keinginan saya untuk dapat emas Olimpiade kan belum kesampaian, jadi masih penasaran. Masih harus berlatih lagi karena banyak kekurangan,” sebut Eko yang pekan ini akan berangkat membela Merah Putih di SEA Games 2025 Thailand.
Peraih emas Asian Games 2018 ini menyadari usianya memang sudah termasuk senior. Karenanya Eko banyak berdiskusi dengan pelatih perihal bagaimana menjalani sebaiknya menjalani profesi atlet untuk usia di atas 30 tahun.
“Jadi metodenya seperti apa, ini yang kemudian dijalani. Mudah-mudahan ke depan masih bisa bersaing,” harapnya.
Kepada para atlet muda atau junior, Eko berpesan untuk menikmati proses perjalanan sebagai atlet. Khususnya dalam upaya menuju prestasi tertinggi menjadi juara dunia. Dia mengingatkan untuk latihan yang maksimal, istirahat yang baik, dan juga pemulihan cedera yang tidak terburu-buru.
“Jangan banyak begadang, jangan banyak nongkrong. Karena kalian masuk olahraga ini kan tujuannya ingin juara, jadi utamakan tujuannya apa. Jadi istirahat yang baik, latihan yang baik. Buat yang masih muda, nikmati proses kalian untuk berkembang dari segi prestasi dan sebagainya,” urai Eko.
Lebih lanjut peraih empat medali Olimpiade ini memberikan apresiasi atas penyelenggaraan ISS yang diinisiasi Kemenpora. Menurutnya ISS merupakan forum yang luar biasa dan seru, menghadirkan cabang-cabang olahraga (cabor) untuk lebih dikenal khalayak luas.
“Semua jadi bisa paham dengan olahraga, orang awam pun bisa mencoba semuanya, jadi pengetahuan tentang olahraga lebih luas lagi. Kalau bisa terus dilanjutkan biar lebih booming lagi olahraga di indonesia,” tandas Eko. (luk)