Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) terus mengajak pemuda Indonesia mempererat persahabatan antar negara ASEAN dan Jepang. Salah satunya dengan program Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths (JENESYS) ASEAN–Japan Sports (Football) x SDGs Exchange for Youths 2025.
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) terus mengajak pemuda Indonesia mempererat persahabatan antar negara ASEAN dan Jepang. Salah satunya dengan program Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths (JENESYS) ASEAN–Japan Sports (Football) x SDGs Exchange for Youths 2025.(foto:istimewa)
Osaka: Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) terus mengajak pemuda Indonesia mempererat persahabatan antar negara ASEAN dan Jepang. Salah satunya dengan program Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths (JENESYS) ASEAN–Japan Sports (Football) x SDGs Exchange for Youths 2025.
Sebanyak tujuh delegasi muda Indonesia berpartisipasi dalam acara yang diselenggarakan oleh pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Center (JICE) ini bertujuan mempererat persahabatan antarnegara ASEAN dan Jepang melalui olahraga, serta memperkenalkan nilai-nilai Sustainable Development Goals (SDGs) kepada generasi muda.
Selama delapan hari, para peserta mengikuti berbagai kegiatan di Tokyo dan Osaka, termasuk lecture tentang inisiatif SDGs oleh J.League, kunjungan ke Gamba Osaka Football Club, Aoyama Gakuin University, Zojoji Temple, dan Tokyo Tower, serta menonton langsung final Levain Cup Japan 2025.
Salah satu kegiatan yang paling berkesan adalah pertukaran pelajar di Osaka Prefectural Suito Kokusai Senior High School. Dalam kegiatan ini, peserta Indonesia berinteraksi langsung dengan siswa Jepang melalui diskusi kelompok, permainan interaktif, dan presentasi budaya.
Melalui aktivitas tersebut, para peserta belajar tentang kedisiplinan, etika sopan santun, serta semangat kebersamaan yang menjadi ciri khas pendidikan di Jepang. Kegiatan ini juga memperkuat pemahaman lintas budaya dan mendorong kolaborasi antara generasi muda Indonesia dan Jepang dalam membangun masyarakat yang inklusif dan berwawasan global.
Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Yohan, menyampaikan apresiasi atas partisipasi aktif para peserta dalam program ini.
“Program JENESYS menjadi wadah penting untuk menumbuhkan generasi muda Indonesia yang berwawasan global, memiliki karakter sportif, serta memahami pentingnya pembangunan berkelanjutan. Melalui pertukaran budaya dan olahraga, para pemuda dapat belajar langsung tentang kedisiplinan, tanggung jawab, serta kepedulian sosial yang menjadi nilai utama masyarakat Jepang,” ujarnya.
Sementara itu, Asisten Deputi Bina Pengembangan Kepemudaan Global, Esa Sukmawijaya, menambahkan bahwa pengalaman ini diharapkan menjadi inspirasi bagi peserta untuk mengimplementasikan nilai-nilai SDGs di lingkungan masing-masing.
“Dari Jepang, para peserta belajar bahwa olahraga tidak hanya tentang kompetisi, tetapi juga tentang kolaborasi untuk kebaikan bersama. Semangat menjaga kebersihan, ketepatan waktu, dan kerja tim yang mereka saksikan harus menjadi praktik nyata ketika kembali ke Indonesia,” tutur Esa.
Salah satu peserta, Hana Agustina, siswa SMK Negeri 13 Bandung, mengatakan rasa kagumnya terhadap sistem pendidikan dan budaya disiplin Jepang. “Di Suito High School, kami melihat bagaimana siswa Jepang menghormati guru, menjaga kebersihan sekolah, dan bekerja sama dalam setiap kegiatan. Hal itu membuat kami ingin menerapkan hal serupa di sekolah kami di Indonesia,” ucapnya.
Peserta lainnya, Abdurraffa M. Amri , juga dari SMK Negeri 13 Bandung, menambahkan pengalamannya saat kunjungan ke klub Gamba Osaka dan menyaksikan final Levain Cup. “Kami belajar bahwa sepak bola bukan hanya tentang menang atau kalah, tapi juga tentang menghormati lawan, mendukung tim dengan tertib, dan menjaga lingkungan sekitar stadion tetap bersih. Itu adalah nilai sportivitas yang luar biasa,” katanya.(dok)