Mendikbud Dukung Grand Design Olahraga Nasional

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali mengatakan bahwa pihaknya telah menyusun grand design atau desain besar olahraga nasional. Khususnya terkait pola pembinaan prestasi olahraga nasional.

Mendikbud Dukung Grand Design Olahraga Nasional Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali mengatakan bahwa pihaknya telah menyusun grand design atau desain besar olahraga nasional. Khususnya terkait pola pembinaan prestasi olahraga nasional.(foto:doc/kemenpora.go.id)

Jakarta: Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali mengatakan bahwa pihaknya telah menyusun grand design atau desain besar olahraga nasional. Khususnya terkait pola pembinaan prestasi olahraga nasional.

Dengan demikian, jika Indonesia menang bidding menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 tak hanya sukses penyelenggaraan tapi juga ada peningkatan prestasi yang signifikan. Menpora Amali pun menargetkan Indonesia finis 10 besar di Olimpiade 2032 nanti.

“Tentu kita tidak hanya ingin menjadi tuan rumah tetapi prestasi juga harus kita torehkan. Oleh karena itu, dalam desain besar ini kami menargetkan untuk 2032 itu kita berada pada posisi 10 besar baik untuk olimpiade dan tentu para olimpiade atau atlet-atlet disabilitas kita itu juga pada rangking yang tidak terlalu jauh,” kata Menpora Amali usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin langsung Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/3).

Hadir dalam rapat ini, Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan beberapa pejabat terkait antara lain Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur Papua Lukas Enembe.

Menurut Menpora Amali, target yang direncanakan dalam desain besar ini adalah target jangka panjang dan menengah bahkan hingga 20245.

“Kami merencanakan dalam desain besar ini sampai dengan 2045. Tetapi ada yang kami buat target-target (Olimpiade) 2024, 2028 dan 2032. Kita tahu Olimpiade 2024 itu di Prancis, 2021 tokyo, dan 2028 di Los Angeles Amerika serikat dan 2032 harapan kita bisa menang bidding jadi tuang rumah olimpiade 2032,” jelasnya.

Untuk mewujudkan rencana itu, Menpora Amali meminta adanya dukungan penuh baik itu pendanaan, infrastruktur, dukungan kerjasama antara kementerian dan lembaga, BUMN, perusahaan swasta serta yang paling penting adalah dukungan dari daerah.

“Bapak Presiden memberikan arahan kepada kami, itu semua dirumuskan lagi nanti tentu ada akan lahir keputusan dari Bapak Presiden kami belum tahu bentuknya seperti apa yang pasti desain besar ini akan kami dorong karena ini satu perencanaan prestasi olahraga kita yang dalam jangka panjang dan terdesain dengan bagus,” katanya.

Menpora Amali menjelaskan, hal itu dilakukan ata perintah Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu untuk mereview total terhadap ekosistem pembinaan olahraga nasional. Kemudian, Presiden juga meminta agar penggunaan big data, dan sportscince sebagai unsur utama di dalam pembinaan olahraga nasional.

Kemenpora kemudian berkoordinasi dengan stakeholder lainnya seperti KONI, KOI, dan NPC serta perguruan tinggi, akademisi, dan praktisi di bidang olahraga dalam menyusun hal itu.

“Ini kami lakukan selama beberapa waktu setelah mendapatakan arahan dari bapak Presiden dan setelah itu kemudian kami juga mendatangi kota-kota dan perguruan tinggi untuk uji publik desain olahraga nasional sehingga dalam perjalanannya itu juga mendapatkan masukan dari para praktisi, para akdemisi dan stakeholder olahraga,” pungkas Menpora Amali.

"Pada intinya, arahan Bapak Presiden desain besar ini diterima tentu ada tambahan sana sini, ada masukan dari beberapa menteri yang hadir. Ini akan jadi masukan kami untuk melengkapi lagi,” jelas Menpora Amali.

Kemenpora juga merencanakan akan membuat 10 centra pemusatan latihan di beberapa daerah tertentu yang disesuaikan dengan potensi yang ada dan yang paling mendasar adalah potensi talenta ketika di SD.

Bahkan, Mendikbud Nadiem Makarim yang hadir dalam kegiatan tersebut mendukung rencana Kemenpora yang akan melihat potensi atlet dari sekolah.

"Tadi, Mendikbud juga memberikan respon yang luar biasa positif. Beliau akan melakukan tugasnya seperti yang ada dalam desain besar ini. Kemudian, centra-centra ini akan berisi anak-anak kita yang punya potensi yang sudah terseleksi usia SMP. Selanjutnya, usai SMA kita kan dorong ke Cibubur tempat SKO kita," kata Zainudin 

Bahkan kata Menpora Amali, pihaknya akan mempertimbangkan untuk melihat Wisma Atlet Hambalang untuk menjadi tempat centra atlet senior dan atlet elite yang sudah siap untuk bisa bertanding.

“Tentu, ini rangkaian panjang untuk sebuah prestasi. Menurut para pakar minimal membutuhkan waktu 10 tahun atau kira-kira 10.000 jam untuk bisa menuju prestasi,” ketusnya.

BAGIKAN :
PELAYANAN