Dukung Penyelesaian Masalah Korban Kerangkeng Manusia yang Sebagian Anak Muda, LPSK Ucapkan Terima Kasih kepada Menpora Amali

Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Edwin Partogi Pasaribu mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali karena sudah menerima LPSK di ruang kerjnya. Menurutnya, LPSK sedang menangani korban kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat, Sumatera Utara.

Dukung Penyelesaian Masalah Korban Kerangkeng Manusia yang Sebagian Anak Muda, LPSK Ucapkan Terima Kasih kepada Menpora Amali Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Edwin Partogi Pasaribu mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali karena sudah menerima LPSK di ruang kerjnya. Menurutnya, LPSK sedang menangani korban kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat, Sumatera Utara.(foto:raiky/kemenpora.go.id)

Jakarta: Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Edwin Partogi Pasaribu mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali karena sudah menerima LPSK di ruang kerjnya. Menurutnya, LPSK sedang menangani korban  kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat, Sumatera Utara.

"Terima kasih Pak Menteri, kami diterima siang ini. Kedatangan kami kemari untuk bekerjasama dalam penanganan korban  kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat, Sumatera Utara. Kerangkeng manusia ini di  ditemukan ketika KPK melancarkan operasi tangkap tangan (OTT) pada tanggal 19 Januari 2022," ujarnya saat di terima audiensi oleh Menpora Amali, Selasa (5/4) siang di Kantor Kemenpora.

Menurutnya atas kejadian ini, LPSK pro aktif. Dari hasil ini LPSK mendapatkan sekitar 65 orang yang terakhir mendekam dalam kerangkeng adalah anak muda. "Sebagian besar mereka anak muda, bahkan mereka ada yang berprestasi. Memang sebagian besarnya  masuk kerangkeng tersebut karena narkoba. sebagian lagi ada yang bermasalah KDRT, judi, minum-minum," jelasnya.

"Mungkin dari korban yang berprestasi bisa dibantu oleh Pak Menteri untuk di sekolahkan lagi atau pemberdayaan pemuda, atau yang lainnya," katanya.

Lebih lanjut, Edwin mengatakan bahwa, kerangkeng manusia ini dianggap sebagai tempat rehabilitas gratis. Dan sebagian besar keluarga menitipkan anaknya ke tempat tersebut. "Namun kenyataan, mereka di eksploitasi, dipekerjakan di perkebunan sawit hampir 14 jam dan mengalami penyiksaan," katanya 

Sementara itu, Menpora Amali menyambut baik kerjasama ini. Pasalnya, korban Kerangkeng manusia ini harus dipulihkan lagi baik secara mental maupun fisik. "Terma kasih wakil ketua,  saya kira kita juga kaget,  nanti kita caba temui anaknya dahulu setelah itu nanti kita cari kira-kira apa yang bisa kami bantu," ucapnya.

"Pemulihan korban Kerangkeng manusia ini,  bisa Keolahragaan atau kepemudaan, karena kita harus lihat dahulu," tambahnya.

Atas kejadian ini, Menpora Amali pun berharap kerangkeng manusia ini tidak ada lagi di Indonesia. "Mudah-mudahan tidak ada lagi kejadian seperti ini. Terus terang kami  sangat prihatin atas kejadian ini," tutupnya.(rep)

Tag
BAGIKAN :
PELAYANAN