Menpora Amali Hadiri Muktamar ke-34 NU Secara Virtual

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali menghadiri Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) secara virtual, Kamis (23/12). Kegiatan yang bertema “Menuju Satu Abad NU, Membangun Kemandirian Warga untuk Perdamaian Dunia” ini digelar di Lampung dengan sejumlah agenda.

Menpora Amali Hadiri Muktamar ke-34 NU Secara Virtual Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali menghadiri Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) secara virtual, Kamis (23/12). Kegiatan yang bertema “Menuju Satu Abad NU, Membangun Kemandirian Warga untuk Perdamaian Dunia” ini digelar di Lampung dengan sejumlah agenda.(foto:raiky/kemenpora.go.id)

Jakarta: Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali menghadiri Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) secara virtual, Kamis (23/12). Kegiatan yang bertema “Menuju Satu Abad NU, Membangun Kemandirian Warga untuk Perdamaian Dunia” ini digelar di Lampung dengan sejumlah agenda.

Acara ini secara resmi dibuka Presiden Joko Widodo (Jokowi). Selain Jokowi, hadir sejumlah tokoh dan pejabat diantaranya Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin, mantan Wapres Jusuf Kalla, Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj, dan sejumlah menteri kabinet serta pengurus NU se-Indonesia.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mewakili pemerintah dan masyarakat Indonesia menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang tinggi kepada Nahdlatul Ulama yang telah membantu pemerintah dalam menenangkan umat dan masyarakat di masa pandemi.

“Terimakasih Nahdlatul Ulama juga telah mengajak masyarakat untuk mentaati protokol kesehatan dan mengajak masyarakat untuk berbondong-bondong ikut dalam program vaksinasi,” kata Jokowi.

Menurut Jokowi, berkat ajakan para kiai dan ulama NU, masyarakat kemudian mau mengikuti vaksinasi yang semula banyak penolakan. Dia menceritakan, pada awal-awal program vaksinasi yakni vaksin Astrazeneca, banyak daerah yang tidak mau mengambil. Padahal saat itu Astrazeneca stoknya banyak.

“Tetapi begitu saat itu ada telepon dari para kyai dari Jawa Timur, Pak Presiden silakan semuanya vaksin dikirim ke Jawa Timur kami terima. Besoknya saya ke Jawa Timur, para kiai berkumpul dan bener-bener semuanya mau menerima vaksin itu.  Setelah itu semua daerah satu-persatu mau, mau, mau mau, inilah pengaruh para ulama kyai dalam mengajak masyarakat untuk ikut vaksinasi,” ujarnya.

Selain itu, Jokowi juga menyampaikan bahwa pada bulan Juli 2021, kasus positif COVID-19 sebanyak 56 ribu kasus perhari. Saat itu, semua rumah sakit di Jawa dan Bali penuh, oksigen kurang, obat habis dan lorong-lorong rumah sakit semuanya pasien-pasien antri untuk bisa masuk. Namun, per hari ini, kasus positif COVID-19 hanya 216 perhari seluruh Indonesia.

“Kalau kita memiliki 514 kabupaten/kota, kasusnya hanya 216, artinya di setiap kota dan kabupaten kota hanya ada setengah kasus,” jelasnya. Kemudian vaksinasi sampai hari ini kita telah menyuntikkan 263 juta vaksin kepada masyarakat untuk dosis pertama atau sekitar 73,9 persen. Sementara dosis kedua sudah 51,8 persen. Dan telah disuntikan kepada anak umur 6 sampai 11 tahun sudah 1 juta dosis.“Alhamdulillah ini berkat dukungan para kiai dan ulama dari NU,” tukasnya.

Dalam kesempatan ini, Jokowi juga berbicara tentang ekonomi umat. Menurutnya, NU saat ini memiliki banyak anak muda, santri-santrinya yang pntar-pintar lulusan universitas-universitas besar luar negeri. 
“Apabila ini bisa dirajut dalam sebuah kekuatan lokomotif saya meyakini ini bisa menarik gerbong gerbong yang ada di bawah untuk bersama-sama dalam rangka sejahterakan kita semuanya,” harapnya.

Jokowi pun mendorong agar anak muda NU tersebut dibuatkan wadah berupa perusahaan (PT) atau kelompok usaha, dengan demikian pemerintah siap menyiapkan konsensi untuk usaha.“Saya siap menyiapkan konsesi, terserah mau dipakai untuk lahan pertanian silakan, saya juga ingin menyiapkan konsesi minerba, yang bergerak di usaha-usaha nikel misalnya, usaha-usaha batubara usaha-usaha foxit, usaha-usaha cooper, tembaga, silahkan tetapi sekali ini dalam sebuah kelompok besar sehingga nanti bisa menggeret mengajak gerbong-gerbong yang lain untuk ikut menikmati. Ini memerlukan sebuah kerja besar tetapi saya melihat potensi di Nahdlatul ulama itu ada tinggal merajutnya,” katanya.

Disamping itu, Jokowi berbicara terkait dengan teknologi. Kedepan, kata Jokowi semua akan dilakukan secara virtual atau metaverse, misalnya akan muncul restoran virtual, kantor virtual, wisata virtual, mall virtual. Sehingga dia berharap NU dapat menyikapinya dan ikut berperan dalam membangun peradaban di era digital.

“Apapun kedepan yang namanya teknologi harus, mau tidak mau kita harus masuk ke sana. Karena kita ingin teknologi ini maslahat bagi umat, maslahat bagi masyarakat, maslahat bagi rakyat jangan sampai ini malah merusak membuat hal-hal yang negatif bagi rakyat kita,” pesannya.

Sementara itu, Ketua Umum PB NU, Said Aqil Siradj mengingatkan bahwa agama dan nasionalisme tidak bisa dipertentangkan. Dan hal itulah wasiat pendiri NU Hasyim Asy'ari.

“Nasionalisme dan agama adalah dua kutub yang saling menguatkan. Keduanya jangan dipertentangkan demikian pusaka wasiat dari hadrattus syekh Hasyim Asy'ari yang diaminkan dan disuarakan ulama pesantren,” ujarnya.(ded)

BAGIKAN :
PELAYANAN