Hadiri Milad Istiqlal ke-43, Menpora Amali Dorong Pengembangan Generasi Muda Berbasis Tempat Ibadah

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali turut menghadiri acara Milad Masjid Istiqlal Jakarta yang ke-43 yang dirangkaikan dengan launching program 'The New Istiqlal’ di Jakarta, Senin (22/2) malam.

Hadiri Milad Istiqlal ke-43, Menpora Amali Dorong Pengembangan Generasi Muda Berbasis Tempat Ibadah Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali turut menghadiri acara Milad Masjid Istiqlal Jakarta yang ke-43 yang dirangkaikan dengan launching program 'The New Istiqlal’ di Jakarta, Senin (22/2) malam. (foto:raiky/kemenpora.go.id)

Jakarta: Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali turut menghadiri acara Milad Masjid Istiqlal Jakarta yang ke-43 yang dirangkaikan dengan launching program 'The New Istiqlal’ di Jakarta, Senin (22/2) malam.

Dalam kesempatan ini, Menpora Amali menyampaikan ucapan selamat atas Milad Masjid Istiqlal yang ke-43. Dia berharap kehadiran Masjid Istiqlal semakin dirasakan lagi manfaatnya bukan saja di kalangan umat Islam tapi juga umat-umat lainnya.

“Selamat memperingati Milad yang ke-43 mudah-mudahan keberadaan Masjid Istiqlal akan membawa keberkahan dan kemanfaatan khusunya bagi umat Islam dan bangsa Indonesia,” kata Amali dalam sambutannya.

Menpora Amali memastikan Kemenpora akan berpartisasi dan bersinergi dengan Istiqlal terutama dalam hal menjadikan masjid sebagai tempat pembinaan generasi muda.“Mudah-mudahan kita bisa bersinergi dan masjid ini menjadi tempat pembinaan bagi generasi muda kita,” pungkasnya.

Amali mengatakan kedepan dirinya ingin menjadikan masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah, tapi juga untuk memberdayakan umat terutama generasi muda.“Kita akan membangun generasi kedepan berbasis rumah ibadah, pengembangan pemuda berbasis rumah ibadah dan Insya Allah Istiqlal menjadi yang pertama yang kemudian menjadi contoh bagi tempat tempat lainnya,” harapnya.

Untuk diketahui, pada saat menerima kunjungan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof. KH. Nasaruddin Umar hari Rabu (17/2) lalu di gedung Kemenpora, Amali juga menyinggung soal pembinaan pemuda dengan basis rumah ibadah.

“Beliau mampir ke kantor ini dan menyampaikan beberapa hal, kita berdiskusi yang salah satu intinya adalah bagaimana pembinaan pemuda kita dengan basis-basis rumah ibadah, khusunya masjid Istiqlal,” kata Amali usai pertemuan.

Dalam pertemuan itu juga, Menpora Amali juga menekankan bahwa masjid bukan hanya tempat ibadah. Tetapi juga sebagai tempat berbagai aktivitas dapat dilakukan sepanjang bermanafaat untuk umat. Untuk itu, akan ditindaklanjuti dengan peandatanganan MoU.

“Insya Allah nanti kita akan tindaklanjuti dengan kerja sama, MoU Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Badan Pengelola Masjid Istiqlal,” tambahnya.

Sementara itu dalam sambutannya, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof. KH. Nasaruddin Umar mengatakan, Masjid Istiqlal memiliki program New Istiqlal yakni bukan lagi sebagai pusat peribadatan mahdah semata melainkan juga sebagai pusat pemberdayaan umat.

Di tempat ini nantinya akan dikembangkan pendidikan bagi para kader calon ulama dari berbagai daerah di Indonesia dan juga Negara Islam di seluruh dunia. Bukan hanya itu, pihaknya juga akan mengadakan pendidikan kader ulama perempuan.

"Banyak ulama, tetapi yang perempuan sangat langka. Di seluruh dunia, tidak pernah kita dengar ada majelis ulama yang ketuanya perempuan, padahal tidak diharamkan," katanya. “Masjid Istiqlal diharapkan menjadi pusat perhatian umat Islam, Bukan hanya di Indonesia tapi di dunia,” harapnya.

Hadir dalam acara ini, Wakil Presiden Prof KH Ma'ruf Amin, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan sejumlah menmteri lainnya.

Untuk diketahui, Masjid Istiqlal diresmikan pada 22 Februari 1978, setelah melalui proses pembangunan selama 17 tahun atas inisiatif Presiden Soekarno. Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Presiden Soekarno pada 24 Agustus 1961.

Nama “Istiqlal” dalam Bahasa Arab berarti “merdeka”, yang diharapkan masjid tersebut menjadi simbol kemerdekaan bangsa Indonesia terbebas dari penjajahan, sekaligus bentuk syukur atas keberagaman masyarakat Indonesia.

Tag
BAGIKAN :
PELAYANAN