AYIC 2020 Dibuka Wapres RI, Menpora RI Pesankan Pemuda Miliki Peran Besar Menjaga Keberagaman dan Merawat Perbedaan 

Salah satu program unggulan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI), Asean Youth Interfaith Camp (AYIC) 2020 dibuka oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin secara virtual di Ballroom 2 Hotel Grand Soll Marina, Kota Tangerang, Banten, Indonesia, Rabu (14/10) pagi. Acara tersebut memiliki pesan penting mengajak pemuda yang menjadi bagian kandidat pemimpin masa depan agar dapat menjaga dan merawat perbedaan bangsa.

AYIC 2020 Dibuka Wapres RI, Menpora RI Pesankan Pemuda Miliki Peran Besar Menjaga Keberagaman dan Merawat Perbedaan  Salah satu program unggulan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI), Asean Youth Interfaith Camp (AYIC) 2020 dibuka oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin secara virtual di Ballroom 2 Hotel Grand Soll Marina, Kota Tangerang, Banten, Indonesia, Rabu (14/10) pagi. Acara tersebut memiliki pesan penting mengajak pemuda yang menjadi bagian kandidat pemimpin masa depan agar dapat menjaga dan merawat perbedaan bangsa.(foto:egan/kemenpora.go.id)

Tangerang: Salah satu program unggulan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI), Asean Youth Interfaith Camp (AYIC) 2020 dibuka oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin secara virtual di Ballroom 2 Hotel Grand Soll Marina, Kota Tangerang, Banten, Indonesia, Rabu (14/10) pagi. Acara tersebut memiliki pesan penting mengajak pemuda yang menjadi bagian kandidat pemimpin masa depan agar dapat menjaga dan merawat perbedaan bangsa.   

Wapres RI secara virtual menyampaikan dengan adanya kenyataan populasi sepertiga penduduk Asean adalah generasi muda, maka betapa penting dan strategis peran pemuda di kawasan Asia Tenggara ini dalam menjaga keberbedaan.

"Sepertiga popolasi Asean adalah generasi muda dengan demikian satu dari tiga orang di Asean adalah pemuda. Pesan saya kepada anda semua sebagai kandidat pemimpin masa depan agar dapat menjaga dan merawat perbedaan dengan lebih baik lagi dan mampu mewujudkan semboyan one vision, one identity, one comunity (satu visi, satu identitas, satu komunitas)," kata Wapres RI.

Menurut Wapres RI, program tahunan yang diprakarsai oleh Indonesia sejak tahun 2017 ini tidak lain adalah komitmen besar Indonesia sebagai salah satu pendiri Asean untuk terus menjadikan kawasan Asean menjadi kawasan damai, mampu mengelola perbedaan budaya, agama, bahasa, etnis, atau apapun, menjadi sebuah kekuatan besar untuk terus saling bersatu dan saling menghargai.

"Jauh sebelum Indonesia merdeka, generasi muda Indonesia merupakan pelopor terbentuknya NKRI. Sebelum kemerdekaan RI, seluruh pemuda dari Sabang sampai Merauke yang memiliki latar belakang budaya, agama, bahasa dan etnisitas yang berbeda telah berkumpul untuk memiliki satu tanah air, bangsa, dan bahasa, atau dikenal dengan Sumpah Pemuda," katanya. 

"Sebagai salah satu negara pendiri Asean, Indonesia memiliki tanggung jawab yang besar untuk memastikan bahwa kawasan Asia Tenggara akan senantiasa menjadi kawasan yang damai dan sejahtera bagi komunitasnya," tambahnya.

Menpora RI Zainudin Amali menyampaikan bahwa, AYIC yang merupakan salah satu program pengembangan pemuda di Asean yang sudah disepakati oleh 10 negara anggota di dalam Rapat Senior Officials Meeting On Youth (SOMY) harus tetap berjalan apapun kondisinya. 

Pentingnya pesan perdamaian, kebersamaan dalam keberbedaan harus terus dikembangkan dikalangan generasi muda lintas negara kawasan Asia Tenggara khususnya. "Dialog interfaith menjadi salah satu sarana bagi kita untuk belajar memahami, menghargai, dan menjalin toleransi dalam kehidupan beragama untuk menciptakan perdamaian," ucap Menpora RI. 

Lebih lanjut, AYIC dilaksanakan untuk membangun komitmen kebersamaan di tengah perbedaan, membangun karakter beragama secara inklusif di tengah keterbukaan masyarakat.  "AYIC untuk membangun prespektif terhadap yang berbeda, bersatu dan saling memahami. Walaupun berbeda agama, berbeda bangsa, tetapi kita diikat oleh persaudaraan sesama manusia," katanya. 

Pesan Menpora RI kepada para peserta ketika acara usai, terapkan ilmu yang telah kalian peroleh di lingkungan dan komunitas kalian. "Jangan berhenti untuk menebarkan kebaikan, untuk terus belajar memahami perbedaan yang ada di sekitar kita, dan jangan menganggap perbedaan adalah sesuatu yang buruk. Perbedaan dan keberagaman itulah yang justru akan membuat kita tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang lebih baik" harap Menpora RI. (cah)

Dalam situasi Pandemi Covid-19 ini, AYIC 2020 justru bisa lebih banyak peserta dibandingkan sebelumnya, karena dilakukan dengan kombinasi tatap muka langsung terbatas dengan protokol kesehatan dan secara daring lintas tempat dan negara. Jumlah peserta tahun ini 110 peserta, yang terdiri dari 10 peserta dari masing-masing negara Asean ditambah 20 peserta dari Indonesia.

BAGIKAN :
PELAYANAN